Fuzzy Control System

Referensi :Introduction to Fuzzy Sets, Fuzzy Logic, and Fuzzy Control Systems (Chen G, Pham T)



 

1. Tujuan[back]

a. Mahasiswa mampu memahami konsep dasar Fuzzy Kontrol Sisten

b. Mahasiswa mampu merancang Fuzzy Kontrol Sistem

 

2. Alat dan Bahan[back]

Alat yang dibutuhkan pada pembelajaran ini yaitu software MATLAB


3. Dasar Teori[back]
 


Fuzzy Logic Controler

 

I. Classical Programmable Logic Control

Programmable Logic Controller ( PLC ) adalah suatu rangkaian micro controller yang terdiri dari beberapa bagian, yaitu CPU, Memory, Power suplay, Data Register, Internal relay, Input / Output Counter dan Timer yang terintegrasi dalam satu perangkat.


Figure 1. Programmable Logic Controller


     Untuk melihat cara kerja PLC, mari kita perhatikan contoh sederhana pada arm robot  yang meletakkan dan mengambil sesuatu benda dan bekerja dalam siklus otomatis di bawah kendali PLC.


Figure 2. A pick-and-place robot arm controlled by a PLC.



A0: rotate the base counterclockwise (CCW),

A1: rotate the base clockwise (CW),

A2: lift the arm,

A3: lower the arm,

A4: extend the arm,

A5: retract the arm,

A6: close the gripper,

A7: open the gripper.

 

Misalkan dalam setiap siklus proses pengendalian, seluruh pekerjaan diselesaikan dalam 12 langkah secara berurutan dalam waktu 40 detik, seperti yang ditunjukkan pada figure 3.

Figure 3. Time duration of activities of the robot arm.


ada figure 3, terlihat bahwa PLC pertama-tama mengoperasikan "extend arm” selama 4 detik lalu berhenti dan kemudian PLC mengoperasikan tindakan "lower arm" selama 2 detik dan kemudian berhenti, dan sebagainya. Untuk sederhananya, kita asumsikan bahwa transisi antara setiap step berjalan secara terus menerus dan tanpa delay, sehingga tidak membutuhkan waktu untuk  transisi dari  setiap step.

           Table 1. PLC Drum-Timer Array for the Robot Arm


Untuk mengatur timer pada PLC atau yang disebut drum-timer yang bertujuan untuk mencapai proses secara berurutan dari arm robot, kita perlu memilih frekuensi waktu untuk PLC nya.Pada Tabel 1, di mana 1 berarti ON dan 0 berarti OFF.

Table 2 Robot Arm Control Scheme

Pada tabel diatas simbol angka 00 menjelaskan input dari sakelar batas yang menandakan penyelesaian keluaran sebelum A0 (“rotate the base counterclockwise”), simbol angka 01 menjelaskan input dari sakelar batas yang menandakan penyelesaian keluaran sebelum A1 ("rotate the base clockwise "), dan 07 untuk input yang menandakan penyelesaian A7.

Perhatikan bahwa dalam diagram ini, biasanya dua langkah sebelumnya sudah cukup sebagai prasyarat, tetapi satu lagi diperlukan jika dua tidak cukup untuk menimbulkan perbedaan yang jelas dari tindakan yang berbeda.

Penting dicatat bahwa jika kita tidak mempertimbangkan prioritas kondisi yang diperlukan, maka ketika PLC mengontrol robot arm dapat menyebabkan terjadinya kesalahan. Misalnya, langkah kedua pada Tabel 2 adalah “lower arm”  yang penyelesaiannya diwakili oleh 03. Jika 03 digunakan untuk memicu input logika langkah berikutnya dalam operasi sekuensial, ’’close grippe’’ pada robot arm akan bergerrak dan selalu menutup grippernya setelah dijalankan tindakan "lower arm" Namun, langkah kedelapan dari program ini juga " lower arm ", tetapi diikuti oleh "open gripper". Oleh karena itu, diperlukan untuk memberikan kondisi lain sebelum ke langkah kedelapan untuk memastikan bahwa itu tidak akan mengulangi langkah kedua.


Table 3 Ladder Diagram Symbols



II. Fuzzy Logic Control (I):

A.   A General Model-Free Approach

            Kontroler fuzzy umumnya dapat digambarkan dengan diagram blok seperti yang ditunjukkan pada figure 5

 

Figure 5. A simple fuzzy logic control system block diagram.


Langkah-langkah dalam merancang sistem kendali fuzzy sederhana adalah sebagai berikut:

1.     Identifikasi variabel (input, state, dan output) dari plant.

2.     Mempartisi interval yang direntang oleh masing-masing variabel menjadi sejumlah himpunan bagian fuzzy, menetapkan masing-masing label linguistik (himpunan bagian mencakup semua elemen disemesta).

3.     Menetapkan atau menentukan fungsi keanggotaan untuk setiap subset fuzzy.

4.     Tetapkan hubungan fuzzy antara input atau himpunan bagian fuzzy pada satu tangan dan himpunan bagian fuzzy output di sisi lain, sehingga membentuk basis aturan.

5.     Pilih faktor penskalaan yang sesuai untuk variabel input dan output untuk menormalkan variabel ke interval [0, 1] atau [−1, 1].

6.      Fuzzify input ke controller.

7.      Gunakan penalaran perkiraan fuzzy untuk menyimpulkan output yang dikontribusikan dari setiap aturan.

8.     Agregasikan output fuzzy yang direkomendasikan oleh setiap aturan.

9.     Terapkan defuzzifikasi untuk membentuk output yang tajam.


B. Design Principle of Fuzzy Logic Controllers (Konsep Desain Kontrol Logika Fuzzy)

Kendali logika fuzzy atau popular dengan istilah adalah sebuah skema sistem kendali yang menggunakan  konsep  teori  himpunan  fuzzy  dalam perancangannya.

Tahapan dalam perancangan Fuzzy Logic Controller (FLC), diantaranya.




      1.     The Fuzzification Module (Proses Fuzifikasi)

Fuzifikasi merupakan tahapan untuk mengubah nilai  fisik (posisi, tegangan, derajat, dll.) sinyal proses, sinyal kesalahan yang merupakan input ke pengontrol logika fuzzy, menjadi fuzzy yang dinormalisasi subset yang terdiri dari subset (interval) untuk rentang input nilai dan fungsi keanggotaan yang dinormalisasi.

Kriteria  yang harus  dipenuhi  pada  proses  fuzzifikasi  adalah  semua  anggota  pada himpunan  tegas  harus  termuat  dalam  himpunan  fuzzy,  tidak  terdapat gangguan pada input sistem fuzzy yang digunakan harus bisa mempermudah perhitungan pada sistem fuzzy.

Dalam fuzzifikasi, inputnya adalah sinyal fisik yang tajam (contohnya suhu) dari proses nyata dan outputnya adalah himpunan bagian fuzzy yang terdiri dari interval dan fungsi keanggotaan. Output ini akan menjadi input untuk proses selanjutnya, yang membutuhkan input fuzzy-subset agar kompatibel dengan aturan logika fuzzy.

 

       2.     The Fuzzy Logic Rule Base (Basis Aturan Logika Fuzzy)

Merancang basis aturan logika fuzzy yang baik adalah kunci untuk mendapatkan pengontrol yang memuaskan untuk aplikasi tertentu. Analisis klasik dan strategi pengendalian harus dimasukkan dalam pembentukan basis aturan. Prosedur umum dalam mendesain Fuzzy Logic Rule Base termasuk yang berikut:

  a.      Determining the process states and control variables (Menentukan status proses dan variabel              control)

Contoh  : pelacakan Temperature set-point.




Berdasarkan contoh diatas  proses fisik adalah kontrol suhu. Dengan demikian,set-point r adalah suhu target yang harus dicapai, katakanlah r = 45°. Maka, status prosesnya adalah output sistem yang dikontrol secara keseluruhan, y(t), yang juga suhu. Sehingga variable control pada contoh diatas ditentukan berdasarkan, sinyal kesalahan

.

b.      Determining input variables to the controller (Menentukan variabel input ke controller)

Seperti disebutkan di atas, sinyal kesalahan pelacakan e(t) adalah variabel input untuk pengontrol. Namun, satu variable input tidak cukup untuk membangun basis aturan yang lengkap dan efektif.

Di dalam contoh kontrol suhu, dapat dengan mudah dilihat bahwa hanya sinyal kesalahane(t) tidak cukup untuk menulis aturan kontrol IF-THEN. Memang, katakanlah e > 0 at sesaat. Lalu kita tahu e = r y > 0 atau r > y, yaitu, pada saat itu output sistem y berada di bawah set-point. Namun, informasi ini tidak cukup untuk menentukan strategi pengendalian yang dapat membawa lintasan y mendekati set-point setelahnya:

·       Jika output y berada pada posisi a maka pengontrol harus mengambil tindakan untuk menjaga lintasan naik

·       jika y berada pada posisi d maka pengontrol harus memutar lintasan ke arah bergerak yang berlawanan (dari menunjuk ke bawah ke menunjuk ke atas)

Oleh karena itu,  dibutuhkan satu lagi variabel input yang dapat membedakan kedua situasi tersebut.

 

c.     Establishing a fuzzy logic IF-THEN rule base (Membangun logika fuzzy IF-THEN rule base)

Aturan  yang  digunakan  pada  himpunan  fuzzy  adalah  aturan  if-then. Aturan fuzzy IF-THEN merupakan pernyataan yang direpresentasikan dengan

IF < proposisi Fuzzy > THEN < proposisi fuzzy >

Proposisi  fuzzy  dibedakan  menjadi  dua,  proposisi  fuzzy  atomic dan proposisi fuzzy compound. Proposisi fuzzy atomic adalah pernyataan  single  dimana     sebagai  variabel  linguistik  dan     adalah himpunan  fuzzy  dari   .  Proposisi  fuzzy  compound  adalah  gabungan dari  proposisi  fuzzy  atomic  yang dihubungkan dengan operator “or”, “and”, dan “not”.

 

d.      Establishing a fuzzy logic inference engine (membangun inferensi Logika Fuzzy)

Inferensi  fuzzy merupakan  tahap  evaluasi  pada  aturan  fuzzy. Tahap evaluasi dilakukan berdasarkan penalaran dengan menggunakan input fuzzy dan aturan fuzzy sehingga diperoleh  output berupa himpunan fuzzy.

Dalam  FIS  terdapat  dua proses yaitu:

1.  Implikasi yaitu proses mendapatkan consequent keluaran sebuah IF-THEN rule

berdasarkan  derajat  kebenaran  antecedent.  Namun  sebuah  rule  dapat  diboboti  dengan bilangan  antara  0  sampai  1  umumnya  rule  diberi  bobot  1.  Setelah  setiap  rule  diberi bobot proses implikasi baru bisa dilakukan. Implikasi dilakukan pada tiap rule, Masukan  dari  proses  implikasi  adalah  derajat  kebenaran  bagian  antecedent  dan  fuzzy set pada bagian consequent. Dua fungsi yang digunakan dalam proses implikasi adalah min dan prod (product, menskalakan fuzzy set keluaran).

2.  Agregasi  yaitu  proses  mengkombinasikan  keluaran  semua  IF  THEN  rule  menjadi sebuah  fuzzy  set  tunggal.  Jika  bagian  consequent  terdiri  lebih  dari  satu  pernyataan maka proses agregrasi dilakukan secara terpisah untuk tiap variabel IF-THEN rule.

Metode inferensi fuzzy diantaranya :

      ·       Metode Mamdani

Metode  Mamdani  pertama  kali  diperkenalkan  oleh  Ibrahim Mamdani  pada  tahun  1975.  Metode  ini  merupakan  metode  yang paling sederhana dan paling sering digunakan untuk penelitian dibandingkan metode yang lain. Input dan output pada metode mamdani  berupa  himpunan  fuzzy.  Metode  Mamdani menggunakan fungsi implikasi min dan agregasi max sehingga metode  Mamdani  juga  disebut  dengan  metode  MIN-MAX  (min-max inferencing). Keluaran untuk   aturan metode Mamdani didefinisikan sebagai

                          menyatakan himpunan fuzzy pasangan anteseden ke- k. dan  dalah himpunan fuzzy konsekuen ke-k.

·       Metode Tsukamoto

Metode Tsukamoto merupakan metode dimana konsekuen dari  aturan  fuzzy-nya  direpresentasikan  dengan  fungsi  keanggotaan yang monoton. Pada metode Tsukamoto,  implikasi  setiap  aturan  berbentuk  implikasi  “Sebab Akibat”/Implikasi  “Input-Output”  dimana  antara  anteseden  dan  konsekuen  harus  ada hubungannya. Setiap aturan direpresentasikan menggunakan himpunan-himpunan fuzzy, dengan  fungsi  keanggotaan  yang  monoton.  Kemudian  untuk  menentukan  hasil  tegas  (Crisp Solution) digunakan rumus penegasan (defuzifikasi) yang disebut “Metode rata-rata terpusat” atau  “Metode  defuzifikasi  rata-rata  terpusat  (Center  Average  Deffuzzyfier).

 

      ·       Metode Sugeno

Berbeda dengan metode Mamdani, metode Sugeno juga menggunakan  himpunan  fuzzy  pada  inputnya.  Akan  tetapi,  output yang digunakan pada metode Sugeno adalah konstanta atau persamaan  linier.  Metode  ini  pertama  kali  dikenalkan  oleh  Takagi-Sugeno  Kang  pada  tahun  1985. Jika  pada  metode Mamdani  proses  defuzzifikasi  menggunakan  agregasi  daerah  kurva, maka pada metode Sugeno agregasi berupa singleton-singleton.

     

     3.     The Defuzzification Module (Proses Defuzzifikasi)

Defuzzifikasi merupakan proses yang berkebalikan dengan proses pada fuzzifikasi. Defuzzifikasi didefinisikan sebagai pemetaan dari himpunan fuzzy ( ) ke himpunan tegas. Himpunan fuzzy yang dimaksud disini adalah hasil output yang diperoleh  dari  hasil  inferensi.

Berikut adalah beberapa metode yang digunakan untuk proses defuzzifikasi.

      a.      Metode Centroid (Center  of  Grafity)

Proses  defuzzifikasi  pada metode  Centroid  adalah  dengan  mengambil  nilai  titk  pusat  ()  dari daerah  pada  fungsi  keanggotaan B.


      b.      Metode Bisektor

Metode bisektor mengambil nilai pada doamin himpunan fuzzy  yang  memiliki  nilai  keanggotaan  pada  daerah  fuzzy  sebagai solusi tegas, dan didefinisikan sebagai:



Dengan a = min  (dan b =  max  ( sedangkan p = x yang membagi daerah inferensi menjadi dua bagian yang sama besar.

a.      Metode Mean of Maximum (MOM)

Solusi tegas diperoleh dengan cara mengambil nilai rata-rata domain yang memiliki nilai keanggotaan maksimum.

b.     Metode Largest of Maximum (LOM)


Solusi tegas diperoleh dengan cara mengambil nilai terbesar dari domain yang memiliki nilai keanggotaan maksimum.

c.      Metode Smallest of Maximum (SOM)


Solusi tegas diperoleh dengan cara mengambil nilai terkecil dari domain yang memiliki nilai keanggotaan maksimum.

 


4. Percobaan [back]

Kasus : Parkir truk


Tujuannya adalah untuk merancang pengontrol logika fuzzy, tanpa asumsi model matematis truk, untuk memarkir truk di mana saja disumbu x. Misalkan : Truk dapat bergerak maju dengan kecepatan konstan v =0,5 m/s dan diasumsikan truk dilengkapi dengan sensor yang dapat mengukur lokasi (x,y) dan orientasi (sudut) setiap saat.

Maka:

       ·       Logika fuzzycontroller adalah untuk memberikan input, u, untuk memutar roda kemudi dan, akibatnya, untuk manuver truk

      ·       Variabel input adalah sudut truk dan koordinat posisi vertikal, y,

      ·       Variabel output adalah sudut kemudi (sinyal), u.


Rentang variabel telah ditetapkan sebelumnya sebagai



Linguistic term yang digunakan pada desain ini adalah



Langkah pertama adalah memilih fungsi keanggotaan. Fungsi keanggotaan sempit digunakan untuk memungkinkan kontrol yang baik di dekat tempat parkir yang ditentukan, sementara lebar fungsi keanggotaan digunakan untuk melakukan kontrol cepat saat truk jauh jauh dari tempat parkir.

Fungsi keanggotaan untuk posisi y



Fungsi keanggotaan pada sudut


    Langkah kedua : Basis aturan yang digunakan        

 
Langkah ketiga : defuzzifikasi

Sebanyak 12 simulasi komputer dilakukan. Berikut ini adalah model matematika sederhana untuk gerak truk. Model ini digunakan untuk membuat data untuk simulasi tetapi tidak digunakan dalam desain pengontrol. Model ini langsung mengikuti dari geometri truk




Hasil Desain control fuzzy pada parkir truk terlihat pada gambar dibawah






 
   

5. Video[back]




Video 1





Video 2



6. Link Download[back]
    HTML [Download]
    Video 1 [Download]
    Video 2 [Download]
   























Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bahan Presentasi Kuliah     Mikroprosesor dan Mikrokontroler  Oleh: Taufik Alridho (1810953026) Dosen Pengampu: Dr. Darwison, M.T. Referensi...